Saat ini sudah jamak ditemui orang hidup dalam kegamangan. Mereka seperti kehilangan pedoman, tak tahu tujuan hidup dan terperangkap dalam rutinitas yang membosankan. Alih-alih merasa bahagia, mereka malah mengalami berbagai penderitaan. Banyak faktor yang membuat orang menderita dalam kehidupannya. Namun, paling dominan adalah sejumlah kebiasaan buruk yang belum hilang dalam diri. Misalnya, cemas akan sesuatu yang belum tentu terjadi di kemudian hari. Bagaimana mengatasinya agar orang dapat hidup bahagia? Berikut ada sejumlah saran yang diberikan oleh Mahatma Gandhi, agar seseorang mengecap kebahagiaan.
Hilangkan kekhawatiran dan ketakutan.
Mengapa harus khawatir terhadap sesuatu yang belum terjadi di kemudian hari? Tanyakan pada diri Anda sendiri. Sesungguhnya kita sering menakuti diri sendiri dengan bayangan akan tragedi yang tak diinginkan, sehingga menimbulkan kecemasan yang menjurus pada ketakutan tak beralasan. Padahal apa-apa yang kita takutkan itu secara nyata belum terjadi, dengan kata lain, itu semua hanya permainan imajinasi kita sendiri. Semacam pembajakan pikiran emosional yang tak terkendali. Maka dari itu,
melepaskan rasa kekhawatiran dan ketakutan akan sangat melegakan. Kita bisa berpikir jernih dalam menjalankan hidup dan mengantisipasi riak-riak gelombang masalah yang dihadapi.
Jangan mendendam.
Anda tahu? Dendam itu adalah amarah yang masih menjajah jiwa seseorang. Jika seseorang mendendam, ia akan menghabiskan begitu banyak energinya dengan sia-sia. Jiwanya tak pernah bisa bebas karena dibelenggu hasrat jahat demi melampiaskan dendam. Ia akan merugi sendiri. Jiwanya akan terasa lelah akibat terus-menerus membenci dengan api amarah yang kian membesar. Buanglah perasaan dendam jika ingin merasa bahagia.
Jangan mengeluh.
Pengeluh adalah orang yang terengah-engah membawa sebongkah batu besar di punggungnya yang ringkih. Batu besar itu merupakan hasrat penolakannya terhadap apa yang dimiliki saat ini. Ia selalu merasa kurang puas dengan apa yang ada, namun satu-satunya upaya yang dilakukan hanya mengeluh bukan berusaha memperbaiki keadaan yang tak diinginkan. Orang yang mengeluh tentu saja amat menderita saban hari. Karenanya, berhentilah mengeluh dan mulai mensyukuri apa yang dimiliki sembari tetap berusaha sesuai kemampuan diri.
Fokus menyelesaikan masalah satu demi satu.
Hidup memang tak pernah bisa lepas dari permasalahan. Masalah seperti ujian ketahanan mental bagi seseorang agar dapat menguatkan diri. Tak jarang masalah yang satu mengundang yang lain. Bila demikian keadaannya, seseorang dituntut agar mampu memusatkan perhatian dalam menyelesaikan serangkaian persoalan satu demi satu. Prioritaskan mana masalah yang butuh penanganan pertama kali karena berdampak buruk jika tak segera diselesaikan. Jangan biarkan masalah yang ada berlarut-larut tanpa solusi, atau hindari menangani sejumlah masalah sekaligus tanpa skala prioritas.
Hindari ikut campur urusan orang lain.
Sangat membuang waktu sia-sia bila Anda terlampau dalam mencampuri urusan orang lain. Biarkanlah orang mengurus kehidupan pribadinya, berupaya menangani setiap masalah yang ada dengan caranya sendiri.
Jangan hidup di masa lalu.
Masa lalu telah menjadi sejarah kehidupan pribadi Anda. Sedangkan Anda benar-benar hidup pada saat ini. Jadi, mengapa harus menenggelamkan diri ke dalam suatu masa yang telah berlalu? Anda tak akan pernah bisa mengubah apa yang telah terjadi dulunya. Biarkanlah peristiwa-peristiwa yang berlalu menjadi kenangan yang layak dinikmati, bukan dihayati secara berlebihan sehingga Anda tergantung padanya. Seseorang yang tenggelam di masa lalunya akan senantiasa sulit menentukan apa saja yang perlu dilakukan pada saat ini. Ia akan menjadi pelamun yang mahir, kurang mampu berpikir jernih untuk bisa hidup sesuai dengan keadaan saat ini.
Ambil pelajaran dari mendengarkan.
Seringkali gagasan-gagasan cemerlang yang mampu mencerahkan Anda didapat dari mendengarkan. Anda bisa belajar banyak dari mendengarkan saran-saran berbeda dari orang lain. Tak jarang itu berguna untuk memperbaiki kualitas pribadi Anda, menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan solusi tepat yang mana mungkin tak terpikirkan sebelumnya oleh Anda.
Biasakan berpikir positif.
Setiap orang memiliki dua pola berpikir.Yang pertama cara berpikir rasional dengan dorongan emosi terkendali secara tepat sehingga terhindar dari pembajakan sejumlah prasangka buruk (berpikir positif). Yang kedua cara berpikir emosional dimana akal sehat seringkali dikalahkan hasutan emosi negatif (berpikir negatif, sehingga segala sesuatu tampak amat buruk, mencemaskan, menakutkan dan menimbulkan rasa frustasi). Jika Anda terbiasa berpikir negatif, ini akan mempengaruhi sikap dan prilaku secara langsung. Biasakanlah berpikir positif agar dapat menemukan hal-hal yang baik dan berguna bagi diri sendiri. Dekati teman-teman yang berpikir positif, dan cobalah aktif terlibat dalam kegiatan yang memberikan manfaat positif bagi semua orang.
Syukurilah karunia kecil yang membahagiakan.
Kebahagiaan itu letaknya di dalam hati yang bersyukur atas hal-hal kecil yang sama-sekali tak diperhitungkan sebagai karunia. Rasa syukur yang demikian mampu menenangkan jiwa, dan ini selanjutnya memberikan jalan untuk mendapat hal-hal besar yang diimpikan. [M.I]