PANGGUNG
suka..
duka..
permainan..
seperti siang atau malam berjalan
iring-mengiringi bergantian..
terkadang nampak bengkak seolah sedang mengembung
kepenuhan sehingga melimpah ruah
begitu semarak,
namun tak jarang terlihat menyusut
kecut serasa asam jeruk nipis
dicecap lidah jiwa terluka, mengiris-iris.
Lalu kita diminta berperan agar panggung hidup
dan para penonton menuntut pertunjukan yang menarik!
“Ayo kita berperan dengan baik!”
aktor lain pun tak mau ketinggalan,
“Ya, aku menangkap kesadaranku di panggung!”
panggung sandiwara tak pernah monoton
para aktor butuh ditonton
mereka ingin jadi sesuatu
lepas dari hidup yang itu-itu saja
bikin mual dengan penerimaan yang bersahaja!
huhh!!
jangan mengeluh ketika skenario membosankan
jangan berpaling ketika alur cerita lamban
ini panggung menjanjikan beragam petualangan!
hah? mengapa kalian terpana?
biasa saja! manusia sehari-hari tak bersuka berlama-lama!
orang harus cepat menangkap keberadaan:
sebelum ada menjadi tiada ketika tiba-tiba menyusut dalam hampa
ditinggalkan seperti kenangan tak penting yang ingin dilupa
ini panggung! menuntut aktor menampilkan gerakan!
gerakan itu menjanjikan sesuatu yang lain daripada biasa
unik dan semua yang bisu bersuara, atraksi teatrikal harus bersuara
bahkan tubuh materi sekarang menjadi vibrasi yang merambat di udara
demi pengagungan sebuah peran
dan tahukah engkau? dari semua kemuliaan yang tidak menipu
oh, tentu saja itu kemuliaan yang dihayati!
satu prinsipnya : penghayatan peran sepenuh hati!
biarlah, tak masalah! bila waktunya terbatas
itu jalan cerita segera tuntas
seketika pertunjukan berakhir
tidakkah panggung telah menawarkan pengembaraan?
petualangan para aktor menghapus diri
demi menyusuri jalan untuk menjadi tubuh baru.
inilah panggung mari resapi!
nikmati saja hidup tak pernah sampai pada tepi.
PUISI | 07 November 2011 | 00:27
duka..
permainan..
seperti siang atau malam berjalan
iring-mengiringi bergantian..
terkadang nampak bengkak seolah sedang mengembung
kepenuhan sehingga melimpah ruah
begitu semarak,
namun tak jarang terlihat menyusut
kecut serasa asam jeruk nipis
dicecap lidah jiwa terluka, mengiris-iris.
Lalu kita diminta berperan agar panggung hidup
dan para penonton menuntut pertunjukan yang menarik!
“Ayo kita berperan dengan baik!”
aktor lain pun tak mau ketinggalan,
“Ya, aku menangkap kesadaranku di panggung!”
panggung sandiwara tak pernah monoton
para aktor butuh ditonton
mereka ingin jadi sesuatu
lepas dari hidup yang itu-itu saja
bikin mual dengan penerimaan yang bersahaja!
huhh!!
jangan mengeluh ketika skenario membosankan
jangan berpaling ketika alur cerita lamban
ini panggung menjanjikan beragam petualangan!
hah? mengapa kalian terpana?
biasa saja! manusia sehari-hari tak bersuka berlama-lama!
orang harus cepat menangkap keberadaan:
sebelum ada menjadi tiada ketika tiba-tiba menyusut dalam hampa
ditinggalkan seperti kenangan tak penting yang ingin dilupa
ini panggung! menuntut aktor menampilkan gerakan!
gerakan itu menjanjikan sesuatu yang lain daripada biasa
unik dan semua yang bisu bersuara, atraksi teatrikal harus bersuara
bahkan tubuh materi sekarang menjadi vibrasi yang merambat di udara
demi pengagungan sebuah peran
dan tahukah engkau? dari semua kemuliaan yang tidak menipu
oh, tentu saja itu kemuliaan yang dihayati!
satu prinsipnya : penghayatan peran sepenuh hati!
biarlah, tak masalah! bila waktunya terbatas
itu jalan cerita segera tuntas
seketika pertunjukan berakhir
tidakkah panggung telah menawarkan pengembaraan?
petualangan para aktor menghapus diri
demi menyusuri jalan untuk menjadi tubuh baru.
inilah panggung mari resapi!
nikmati saja hidup tak pernah sampai pada tepi.
PUISI | 07 November 2011 | 00:27