Ustad K.H Muhammad Arifin Ilham
Bagi ummat muslim, Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan menyimpan makna yang amat dalam. Di bulan ini ummat muslim melaksanakan ibadah puasa yang memiliki arti ibadah tersendiri. Berpuasa di bulan Ramadhan tidak hanya merujuk pada arti ‘menahan rasa haus dan lapar’ saja, namun lebih mengarah pada penyucian ruhani dengan melatih diri agar mampu bersikap ikhlas dan mengendalikan diri sendiri.
Dalam konteks ini, Ustad K.H Muhammad Arifin Ilham menerangkan pengertian esensial mengenai ibadah puasa (Shoum) bagi ummat muslim.
“Esensi shoum adalah ikhlas yang tidak terlihat dalam aktifitas gerak”. Menurutnya, shoum itu ibadah diam (QS 19:26). Seorang hamba melaksanakan ibadah puasa karena dia merasa ikhlas dan nilai dari melakukan ibadah puasanya hanya diketahui oleh Allah SWT. “Mengapa sahabatku tidak sakit dan stress saat shoum padahal lapar dan haus? Mengapa tidak mau makan sembunyi-sembunyi padahal tidak ada yang lihat? Karena ikhlas dan ditatap Allah SWT,” terangnya lebih jelas lagi.
Selanjutnya, shoum adalah pengendalian diri untuk menumbuhkan sifat syukur dan zuhud (sederhana). ”Makna kedua shoum adalah mengendalikan diri. Dimulai dari yang halal, makan, minum, dan seks.” Dalam pengertian mengendalikan yang halal, Ustad Arifin menerangkan bahwa halal yang tidak terkendali akan jadi haram, mubazir namanya. Alangkah sia-sianya bila makanan dan minuman halal yang kita upayakan secara halal pula menjadi mubazir karena berlebih-lebihan, tidak sesuai porsi yang dibutuhkan. Berpuasa juga akan menumbuhkan sifat syukur. Ini berarti puasa menuntun insan untuk menghargai betapa berartinya nikmat karunia Allah SWT yang dia dapatkan. Menghargai betapa berartinya ’sebutir beras dan seteguk air’ di saat kondisi diri sedang berpuasa itu. Juga lebih menajamkan kepekaan sosial insan terhadap orang-orang di sekitarnya yang kurang beruntung, serba kekurangan dalam kehidupannya sehari-hari.
K.H Muhammad Arifin Ilham menjelaskan lagi bahwa puasa menjadikan insan lebih mawas diri. Dalam pengertian ini, shoum adalah menjaga diri dari berdusta dan berkata kasar. Beliau merujuk pada salah satu hadist Rasulullah:
”Siapa yang tidak menjaga mulutnya dari dusta, kotor dan kasar, maka Allah tidak berhajat sedikitpun untuk menilai puasanya.”
Shoum sebagai alhifdzu (menjaga) diri insan lebih luas lagi mengarah pada pengertian ”menjaga aktifitas jasmani dan ruhani”. Menurut Ustad Arifin, puasa mampu mencegah insan untuk ghibah (bergosip) yang sama sekali tidak bermanfaat. Puasa pun dapat menjaga insan untuk tidak berpikiran buruk, membentengi hati dari sifat riya’ (suka disanjung-puji) dan ’ujub (sombong dan berbangga diri). Esensi puasa dalam artian menjaga adalah juga mencegah diri untuk berbuat maksiat, menjaga tangan dari menjamah yang haram.
Dalam suatu ceramahya yang dikasetkan, Buya Hamka juga menjelaskan makna ibadah puasa di bulan Ramadhan.
ceramah Buya Hamka tentang ibadah puasa.
Dalam suatu ceramahya yang dikasetkan, Buya Hamka juga menjelaskan makna ibadah puasa di bulan Ramadhan.
"Ibadah puasa itu untuk memperteguh hubungan manusia dengan Allah SWT."Beliau memperjelas pengertian dari ayat 183 - 185 Surah Al-Baqarah yang menjadi dasar perintah menjalankan ibadah puasa. Silakan Anda dengar dan simak penjelasan beliau langsung.
ceramah Buya Hamka tentang ibadah puasa.
Demikian ringkasan makna puasa, semoga dapat memberikan manfaat. [M.I]