BAHASA CINTA
Metafora dan kiasan
mungkin mengabuti makna dengan tampilan menawan.
Maksud dan isi bisa jadi terantai ditawan
demi sebuah penampilan yang menyemburkan citra gemerlap
agar mata dan jiwa luput menangkap karena terlelap.
Ungkapan metaforis dan berkias itu haram bagi kita, tak terpakai
kau dan aku kini berbicara dengan segenap ketulusan cinta yang berkata.
Kita tak bermetafora ketika ada kehangatan yang ingin dirasa,
kita biarkan mengalir syahdu, terhanyut diri dalam gelombang samudra malam-malam romansa.
Kau dan aku tak lagi memakai perumpamaan
ketika ada keinginan untuk memberikan tempat teristimewa
dalam taman hati kita yang tentram dan semerbak
akibat wangi bunga-bunga cinta yang bersemi merebak.
Bahasa kita adalah cinta :
ketulusan saling berbagi walau secuil kesenangan,
tak terlalu besar namun terasa cukup dengan tulusnya perhatian
kau dan aku yang tak ingin sedikit pun saling berjauhan
Bahasa cinta kita tak berhiperbola mengembung
melambung-lambung,
melemparkan angan melayang di atas langit melengkung.
Bahasa cinta kau dan aku begitu lugas
tiada tertutupi selimut berbagai majas.
Buktinya apa?
Ketika kuingin meluapkan rasa sayangku padamu
mendaratkan kecupan tepat di kedua kelopak mata elangmu,
sayang, kau tutup matamu dan meresapinya begitu syahdu.
Tahukah kau?
Bahasa cinta kau dan aku seperti hangat mentari
cahaya yang dinantikan hijau kuncup tunas dedaunan bermahkota embun di atasnya menari.
Bahasa cinta kita tampak cemerlang putih
berkat kehangatan pelukan cahaya kasih
Bahasa cinta kau dan aku lepas dari majas
berekspresi begitu apa adanya, tak tersumbat ringan lepas
Hingga aku tak ‘kan pernah menampik kehangatan cintamu
kian hari kian mengembang
selebar rentang kedua tangan
saling menyambut dalam pelukan.
Wahai, engkau dara bermata elang
bawa saja aku melayang di kedalaman makna aksara-aksara bahasa cintamu.
*** Puisi ini teristimewa untuk perempuanku bermata elang,
terima kasih telah mengajarkanku akan pentingnya ungkapan tulus cinta
tanpa harus dikabuti metafora gombal yang nakal untuk merayu-rayu.
PUISI | 09 November 2011 | 02:01
0 komentar:
Posting Komentar