Sabtu, 16 Juni 2012

 

J.S. Badudu : Penggunaan Kata Tak Tepat Makna

Sudah pernah saya bahas dalam rubrik ini hal penggunaan kata tidak tepat makna baik karena si pemakai bahasa tidak mengetahui arti kata itu secara tepat sehingga salah menggunakannya dalam kalimatnya, maupun karena pengaruh bahasa daerah. Kata itu sebunyi, ada dalam bahasa Indonesia dan ada juga dalam bahasa daerah atau dialek, tetapi artinya tidak sama benar.

Lihatlah contoh kata butuh yang dalam bahasa Indonesia bersinonim dengan kata perlu (dibutuhkan = diperlukan), sedangkan dalam dialek setempat mempunyai arti khusus yang mengacu kepada alat vital orang. Oleh karena itu, di Malaysia misalnya, tidak akan kita temukan kata butuh digunakan baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis yang searti dengan kata 'perlu'.

Sekarang dalam bulan terkahir ini sering saya jumpai kata pertikaian yang diambil dalam tulisan olahraga dengan arti yang tidak sesuai. Dikatakan "Dalam pertikaian sepakbola di Italia tampak turun pamornya AC Milan setelah ditinggalkan trio Belandanya walaupun sekarang klub itu masih bertengger di puncak klasemen divisi I Italia."

Cobalah Anda perhatikan kata pertikaian dalam kalimat di atas atau dalam kalimat-kalimat lain (sekarang sering!) yang kira-kira seprti kalimat di atas itu. Coba kita teliti kata itu, apa artinya dalam kamus (KBBI).

tikai  selisih  beda;

    bertikai, 1 berselisih; berlainan; berbeda: umurnya ~ dua tahun dengan umur saya; 2 bercekcok, berbantah, bertengkar: mereka sering ~ mengenai soal yang sebenarnya kecil; 3 bertentangan (dengan); bersalahan (dengan); tidak sesuai (dengan): hal itu dianggapnya ~ dengan kesopanan Timur; ...

    pertikaian


    1. perselisihan, perbedaan (paham, dsb.); percekcokan; percederaan: segala ~ yang timbul di masyarakat dapat diatasi.

Jadi, melihat arti kata pertikaian dalam kamus di atas, nyata bahwa kata itu tidak tepat digunakan dalam kalimat seperti dalam surat kabar di atas. Menurut kalimat di atas, ada pertikaian sepak bola di Italia, ada 'percekcokan', ada 'perselisihan', padahal itu sama sekali tidak terjadi. Yang dimaksud oleh kalimat itu sebenarnya pertandingan sepak bola, bukan pertikaian.

Saya juga heran dengan pemakaian kata pertikaian yang sekarang sering muncul dalam arti pertandingan. Mengapa kata itu sekarang berubah artinya seperti itu? Bertikai artinya 'berselisih' dan pertikaian tentu artinya 'perselisihan' atau 'percekcokan'. Mudah-mudahan salah kaprah ini jangan sampai keterusan sehingga bertambah lagi salah kaprah baru dalam bahasa kita.

 
Sekarang perhatikan gambar di atas (dari surat kabar). Di situ tertulis (di bawah gambarnya) Julio Chavez tersungkur di atas kanvas. Benarkah dia "tersungkur"? Bukankah kata tersungkur berarti jatuh dengan muka menghadap  ke tanah? Mengapa orang jatuh begini disebut "tersungkur"? Bukankah sikap jatuh seperti ini disebut terjengkang atau terlentang?

Kalau tidak tahu pasti arti kata, bukalah kamus supaya menjadi jelas apa yang dimaksudkan. Hati-hatilah menggunakan bahasa Indonesia supaya Anda tidak membuat kesalahan yang tak perlu.

────────────────────────────────────────────────────
Sumber artikel dan foto : Majalah Intisari No.373, Agustus 1994 ────────────────────────────────────────────────────

Share: