Selasa, 28 Februari 2012

 

Para Manusia Terbang dari Lembah Yungas Bolivia : Kawan, Mari Bercanda dengan Maut

Keberanian menaklukkan rintangan alam dengan fasilitas seadanya adalah satu-satunya hal yang bisa menghubungkan antara penduduk di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dan para penduduk di Lembah Yungas, Bolivia.

Sebuah lembah curam sedalam 200 meter di atas sungai yang memisahkan antara rumah mereka dan tempat memanen Kakao para penduduk ini bukanlah rintangan yang berarti. Dengan 20 tali baja yang direntangkan sejauh 400 meter, penduduk Lembah Yungas ini berterbangan di atas tali, menyeberangi lembah tanpa rasa takut sama sekali.

Bagaimana cara mereka melakukan ini? Tentu Anda akan bertanya. Tapi, mari simak penuturan salah seorang penduduk Lembah Yungas sehubungan atraksi dramatisnya.

”We’re the flying men of Yungas. On our ropes we’re like birds and go faster than astronauts.”

Di atas tali baja terentang, dan dengan menggunakan katrol jenis tetap yang dilekatkan, memudahkan gerak mereka meluncur dari satu sisi lembah ke sisi lembah lain di seberangnya hanya dalam waktu 30 detik daripada menempuh perjalanan kaki dengan waktu yang lebih lama – 1 jam. Kantung penahan tubuh mereka pun hanya menggunakan karung biasa atau kain dengan ikatan dan simpul seadanya. Namun, dengan keyakinan kuat, mereka berani menempuh perjalanan fantastis menyeberangi Lembah Yungas nan curam ini setiap hari.

Ah, terkadang maut tampak malu-malu dan kecut menghampiri para pemberani. Sebaliknya, sebagaimana yang dikatakan William Shakespeares: “Cowards die many times before their deaths.” Penduduk Lembah Yungas ini bukanlah para pengecut yang berputus asa dengan hambatan dan rintangan alam yang dihadapinya. Mereka adalah para pemberani yang suka bercanda mempecundangi maut itu sendiri. Mereka adalah para penakluk rintangan alam berjiwa petualang.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar