Seperti mimpi yang membumi
Kau membawaku jauh menyusuri
Dunia lain yang telah luput kujelajahi
Wahai, perempuanku bermata elang
Kubiarkan diriku dalam tertusuk
Cemerlang tatapan indah gairahmu
Bawa diriku, terbangkan saja
Dengan gesit kep…
Senin, 31 Oktober 2011
Tiga Epigram
1. Surga Sunyi
Sebelumnya aku pernah menyangka ada
Wajah surga dunia menghadap pada
Ruang luas kalbumu dalam dada
Tapi aku telah terperangah kini
Tahu surgamu belum selesai ini
Dingin dan hening tak berpenghuni 2. Neraka dan Prasangka
Kalau…
Puisi 31 Oktober 2011
Ode Tentang Diri Kita Mungkin kita belum terlalu jauh Belajar memahami tanpa keluh Dari yang telah ditempuh Belum mampu diri bersuluh Hati letih.. Benak terhenyak.. Ruang jiwa pengap terperangkap Ego pongah yang diagungkan. Kau dan aku masih salin…
Paradoks Menara
Wahai.. Tinggi nian puncakmu Hingga paling ujung kepalamu mendongak Pongah sekali dan hanya mau bercakap-cakap dengan awan. Wahai.. Kokoh nian tubuhmu Berkulit beton tebal, berkerangka baja dingin Dan jari-jari kakimu tanpa sungkan menusuk-nusu…
Beberapa Puisi
Jangan Kau Memujiku
Jangan kau memujiku..
Menghamburkan kata-kata berbunga
Sedang saat ini kuncup pun masih baru
Dan hendak belajar mekar
Jangan kau memujiku..
Agar jiwa tak melayang
Mengambang, goyang tak berpegang
Tersangkut di lengkung…
Catatan Kecil
1. Ada tiga hal yang sangat berarti yang kita miliki:
# Waktu (walaupun sering menipu)
# Keberanian (walaupun mesti berpura-pura tak peduli dengan resikonya)
# Mimpi (walaupun mesti melawan arus untuk merealisasikannya)
Ketika waktu…
Minggu, 30 Oktober 2011
AKU ADALAH NOL YANG MEMBUTUHKAN SATU
Tanpamu seperti ketidaksempurnaan yang disengaja
Mungkin perlu ditunjukkan untuk hasrat yang sederhana
Agar kebahagiaan dicecap agak lebih terasa
Rasa syukur tak lengkap seumpama kulit emas menyepuh logam suasa
Harus kuakui, sayangku, beta…
Cukuplah Gubuk Sahaja Ini
Lantainya tentu bukan keramik mewah bersensasi
Ketika kaki melangkah seperti berjalan di atas bening hamparan kolam kaca melapisi
Laksana Istana Ratu Saba' yang diangkut tentara Sulaiman dari negeri jauh
Sekedar membangunkan kesadaran …
Jalanan Itu Seni
Jalanan panjang membentang. Ada yang lurus, membelok dan melintang, tapi ada juga yang buntu sebab dinding-dinding menghadang. Tak apa lah.. Memang itu lah rupa-rupa jalanan Di hamparannya orang-orang eksentrik bergaya Beragam tingkah-polah dipa…
Hati Sunyi
Kalau saja telah ditetapkan perjalanan adalah takdir bagi si pengembara, Kalau saja telah diniatkan dalam dirinya; perjalanannya upaya menemukan tempat persinggahan sementara Jadi apa sebenarnya makna dari pengembaraannya itu? Apa semata untuk…
Dua Puisi Ku
1. Apa Kabarmu, Wahai Engkau Penyair? Apa kabarmu, wahai engkau penyair? Masihkah engkau melukis dunia dengan keindahan dan kebijaksanaan, membantu kebenaran membangun Istana Mewah dengan kubahnya yang meneduhi? Ambillah ini dengan hati riang,…
Sabtu, 29 Oktober 2011
Sejarah
Lelaki yang berdiri membatu
Tugu monumen dingin sendu
Terendap rupa-rupa peristiwa yang lengkap
Tersimpan dalam tatap matanya yang sayu
Pernah ada suatu masa penuh daya
Ketika itu suasana seperti fajar yang beranjak,
Mengoyak sisa-sisa say…
Mari Bersatu dalam Cinta
Benih cinta berkecambah dalam ikrar kita.. Lepaskan dulu kaca matamu, Buka lebar kedua mata: "Lihat, itu sebutir benih cinta yang ingin bertunas!" Tunas yang ingin tumbuh membesar subur gembur tanah pilihan merawatnya dengan sabar sete…
Salam Oktober yang Sejuk
Langit bersih tanpa kerlip saat itu. Semilir mengalir membujuk rayu. Ia sedari tadi termangu, belum juga beranjak, terpaku. Dan akrab salam kelam, terlahir dari sanubari terdalam: “Selamat malam, semua kawan… Adakah engkau sama rasakan?” Ini Oktob…
Selamat Malam Imajinasi
“Selamat malam, Imajinasi..” Kau tahu? Sungguh aku tak mampu: - menolak betapa lembutnya kau punya rayuan - menerbangkan diriku dalam gemulai gemawan mimpi, menuntunku ketika menapaki undak demi undak tangga hingga tiba di ujung gerbang megah me…
Kucing Cantik di Pintu Hotel
Kucing Cantik di Pintu Hotel
Engkau ingin mengobati perih luka dalam kalbu yang luruh,
terpejam matamu oleh sebuah puisi yang mengalun syahdu,
jiwamu kini menelusuri makna, tertatih berjalan menjauh.
Pengembara resah menuju dunia yang pali…
Dua Puisi Untuk Negeri
1. KELAK INI MIMPI TERJADI
Memang tak mungkin terjadi:
ketika kepemilikan bukan suatu tuntutan,
saat pengaruh dan kekuasaan bukan lagi tujuan,
atau sudah menjadi lembing patah tak bertuan.
Maka biarlah kami membayangkan:
ketika tiap diri d…
Libido Bulan Sabit
Kita duduk di sini. Pasrah dirayu lembab semilir Oktober basah. Kau bertanya padaku tentang bulan Sabit Heran - takjub menangkup sebentuk lengkung seperti jarum sunat. Aku mencoba sederhana, menerangkan ini fenomena, luar biasa mempesona: “Penyih…
HARAPAN
Pada suatu hari nanti ketika keinginan bukan lagi shortcut menuju peti mati, dan impian sejuk terasa karena bosan menyebar udara bertuba. Itulah yang kusebut sebagai harapan. Ia tidak lagi burung bersayap kurang kerjaan nangkring di tangkai hati…
Biarkan Kata-Kata Bertebaran
Biarkan kata-kata bertebaran
Entah berbentuk ribuan jarum
Runcing nan halus menusuk
Meninggalkan kesan dalam jiwa
Biarkan kata-kata berdebur
Laksana ombak gelisah mengantar
Tak henti ingin menggugah
Tepi pantai jiwa gelisah
Biarkan kata-ka…
Foto Bernapas
FOTO BERNAPAS FIKSI | 28 October 2011 | 01:13
Siang itu Lia baru saja tiba di rumah. Ia melempar tas sekolahnya ke atas spring bed, lalu merebahkan diri.
”Leganya… Tak kusangka sama sekali, aku bisa menjalankan tugas yang dipercayakan padak…
Dua Puisi Hasil Kolaborasi
Kehendak Anak Negeri Oleh : Muhammad Ichsan + El-Fietry Jamilatul Insan
Ini Oktober hampir kuncup di tangkai bunga bulan
Ketika selembar kisah masih ingin dituturkan:
Berisi resah diri kami anak bangsa
Membumikan mimpi negeri elok sepanjang…