Minggu, 30 Oktober 2011

 

Jalanan Itu Seni




















Jalanan panjang membentang.
Ada yang lurus, membelok dan melintang,
tapi ada juga yang buntu sebab dinding-dinding menghadang.

Tak apa lah..
Memang itu lah rupa-rupa jalanan
Di hamparannya orang-orang eksentrik bergaya

Beragam tingkah-polah dipamerkan:
ada melenggang-lenggok sensasional,
menebar pesona bertingkah binal.

Deru kaki-kaki berlari terburu
seakan tak mau dipecundangi waktu;
mudah pula mata bertemu.

Namun ada juga yang santai bertopang dagu;
menatap kosong dikepung ragu
sepertinya hidup adalah senandung yang sendu.

Semua yang ada di jalanan berseni.
Bagaimana bisa?
Tentu saja. Jalanan adalah landscape keindahan nyata.

Lihatlah dan rasakan..
Sisi kiri dan kanan jalanan
semarak dengan lampu-lampu menawan
dan etalase-etalase genit mengobral rayuan,
tiba-tiba keindahan begitu mahal untuk dirindukan.

Kalau mau meluangkan waktu,
bisa melihat pula taman-taman kota penuh debu,
berselimut permadani ribuan helai dedaunan bertebaran,
rumah gratis mereka yang diabaikan.

Jauh sedikit kaki melangkah
Sampailah di ujung-ujung jalanan
di tempat ini orang-orang bergulat dengan nasib
menyerahkan tubuh dan jiwa
sekeras suara terakhir mampu menjerit

Tiap jalanan serupa mozaik  keping-keping kisah
estetikanya bercerita tentang seni
geliat orang-orang menjalani hidupnya.




FIKSI | 07 September 2011 | 08:55
Share: