Minggu, 30 Oktober 2011

 

Cukuplah Gubuk Sahaja Ini

Lantainya tentu bukan keramik mewah bersensasi
Ketika kaki melangkah seperti berjalan di atas bening hamparan kolam kaca melapisi
Laksana Istana Ratu Saba' yang diangkut tentara Sulaiman dari negeri jauh
Sekedar membangunkan kesadaran yang terang bersuluh
Alas gubuk kita hanyalah tanah kejujuran yang sejuk

Tak yang ada istimewa di gubuk kita, sayang..
Sama sekali tak terlintas untuk menghiasi dengan rona pelangi sehabis hujan menerjang
Dan gubuk ini, oh sungguh, lebih indah dengan kehangatan hatimu yang tulus
Seakan-akan senandung riang burung-burung pagi
Tak henti bersyukur memuji - Hymne kepada Sang Maha Pemurah Yang Baik Hati
ketika fajar merekah dan lembaran hari baru saja dibentang

Sayang, semua lebih indah dengan kebahagian kecil
Ada diri kita yang terbuka seumpama halaman-halaman buku beraksara kejujuran
Lalu jemari putih mulus tanganmu merenda ornamen bermotif tumbuhan surga menawan
Bingkai lukisan kesederhanaan jiwa kita yang tak mau dibelenggu semu kemewahan

Aku tak pernah kuasa menolak bening tatapan matamu
Dan tahukah kau, sayang, gubuk ini pun senantiasa rindu hadirmu
Bahkan setiap benda di gubuk kita telah bernyawa berkat kehadiranmu
Bagaimana bisa aku menginginkan dunia yang palsu?
Tak ada apa pun lagi kudambakan melebihi hasratku untuk berada di sisimu.

Sayang, cukuplah gubuk sahaja ini
Dengan lantai tanah yang meruap kehangatan cinta
Dindingnya dihiasi tumbuhan surga menawan dari keterbukaan lembaran jiwa kita
Sehingga tercurah semua rahmat-Nya di sini.
Share: